Pepsi

Senin, 20 Februari 2012

A Boy's Love

Di saat hari terakhir sebelum Natal, aku terburu-buru ke sebuah toko untuk membeli sis hadiah di toko itu karena aku tidak bisa membelinya lebih awal.
Ketika aku melihat semua orang di toko itu, aku mulai mengeluh pada diriku "kenapa aku harus ke sini selama Natal ada". Natal itu sungguh sangat menggangu. Betapa aku berharapnya aku bisa memanjakan diriku dengan tidur.
Meskipun demikian, aku tetap pergi ke toko mainan. Di sana, aku melihat anak laki-laki yang kira-kira umurnya 5 tahun, yang sedang memeluk sebuah boneka denagan sedih. Aku berpikir siapa yang akan dia beri boneka itu.
Anak kecil itu berkata pada neneknya "Nenek, benarkah kita tidak punya uang yang cukup untuk membeli boneka ini?" Nenek itu menjawab "Kau tahu bahwa kita tidak punya uang,sayang." Setelah itu, nenek meminta anak kecil itutetap di toko itu. Nenek itu meninggalkannya.
Aku menghampiri anak itu dan bertanya siapa yang akan dia beri boneka itu. "Boneka ini adalah boneka yang disukai adikku dan di Natal inidia ingin mendapatkannya. Dia yakin bahwa Santa Claus akan memberinya." katanya. Kemudian dengan sedih anak itu berkata "Tapi..Santa Claus tidak bisa membawa boneka ini ke mana saat ini dia berada. Tapi aku akan memeberikannya pada ibuku sehinnga ibuku bisa membrikannya."
Mata anak itu sedih dan berkata "Adikku sudah pergi dengan Tuhan. Ayah bilang bahwa ibu juga akan segera bersama dengan Tuhan, jadi aku berpikir bahwa ibu bisa memberikannya pada adikku." Hatiku terasa hampir berhenti. Anak itu memandangku " Aku berkata pada ayah agar memberi tahu ibu bahwa aku tidak pergi lama. Aku memintanya untuk menunggu sampai aku kembali dari toko ini."
Kemudian anak itu menunjukkan sebuah foto. Anak itu berkata " Aku juga ingin ibu membawa foto ini sehingga ibu tidak akan pernah melupakanku. Aku sayang ibuku dan aku berharap ibu tidak akan meninggalkanku,tapi ayah bilang bahwa ibu pergi untuk bersama adik kecilku"
Dia memandang boneka itu dengan sedih. Dengan segera aku mengambil dompetku untuk mengambil uang. Aku berkata pada anak itu "Bagaimana jika kita lihat sakumu untuk melihat uangmu?". "OK. Aku harap bahwa aku mempunyai uang yang cukup" kata anak itu. Aku menambahkan uangku padanya tanpa sepengetahuannya dan kita mula menghitung.
Anak itu berkata " Thanks, God karna telah memberiku ung yang cukup." Dia menatapku " Kemarin sebelum aku tidur, aku meminta pada Tuhan untiuk memberiku uang. Dia mendengarkanku. Aku juga ingin mempunyai uang untuk membeli bunga mawar putih untuk ibuku, tapi aku tidak berani meminta pada Tuhan. Namun, Dia memberiku uang yang cukup untuk membeli mawar putih. Kau tahu, ibuku sangat suka mawar putih." Setelah itu, nenek anak kecil itu datang dan aku segera meninggalkannnya.
Ketika aku selesai berbelanja, aku tidak bisa menghilangkan anak itu dari pikiranku. Dan tiba-tiba, aku teringat pada sebuah berita dua hari yang lalu tentang sebuah kecelakaan. Kejadian itu memberitakan bahwa sebuah truk menabrak sebuah mobil. Di sana terdapat wanita dan seorang anak perempuan yang masih kecil. Anak kecil itu tewas dan wanita yang satunya dalam keadaan koma, dan dikabarkan bahwa tidak ada yang dapat dilakukan dokter untuk menyembuhkan wanita itu.Apakah anak kecil laki-laki itu adalah keluarganya?
Dua hari setelah kejadian itu, aku membaca sebauh koran bahwa wanita itu meninggal dunia. Aku melihat foto pada koran itu, wanita yang membawa bunga putih dan sebuah foto anak kecil laki-laki di tangannya, dan juga sebuah boneka di petinya. Aku menangis dan aku merasakan bahwa hidup dapat beruibah kapan saja.Namun, Cinta anak kecil laki-laki itu untuk ibu dan adiknya tetap, tidak akan pernah berubah.


By: Maestro, Bahasa Inggris